Rabu, 01 April 2015

Kumpulan Tugas Matakuliah Geografi Penduduk

Masukan postingan tugas anda dalam komentar pada Judul Kumpulan Tugas Matakuliah Geografi Penduduk ini, dengan menyertakan identitas kelompok:

6 komentar:

  1. RISALAH BUKU PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA
    Oleh :
    Habli Warohmah 41182170100046
    Desinta 41182170130001
    Ahmad Fauzi 41182170130009
    Sunardi 41182170130021
    Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat proyeksi penduduk Indonesia (2010-2035) dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan datang. Proyeksi memegang peranan penting dalam tujuannya sebagai sebuah sistem perencanaan di masa yang akan datang. Di Indonesia, Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004. Dengan kata lain, proyeksi penduduk bermanfaat sebagai basis data dan target penentuan kebijakan untuk pembangunan sektoral.
    Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,8 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2010-2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam periode 2010-2015 dan 2030-2035 laju pertumbuhan penduduk turun dari 1,38 persen menjadi 0,62 persen per tahun.
    Besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk hasil proyeksi ini sangat tergantung dari asumsi-asumsi yang digunakan, sehingga angka-angka tersebut bukan merupakan angka yang mutlak akan tercapai, tetapi lebih merupakan pedoman tentang apa yang terjadi jika asumsi-asumsi yang digunakan terpenuhi. Proyeksi penduduk yang disajikan dalam publikasi ini telah melalui proses perhitungan yang teliti, namun hasil perhitungan juga tidak luput dari kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul, misalnya kesalahan dalam pengumpulan data, proses memperkirakan komponen perubahan penduduk, dan teknik perhitungan proyeksi yang dipakai.
    Pada masa yang akan datang proyeksi ini akan ditinjau kembali dan disempurnakan baik dari segi asumsi maupun metode, terutama jika tersedia informasi baru yang diperkirakan dapat meningkatkan kecermatan.

    BalasHapus
  2. RISALAH BUKU PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA
    Oleh :
    Annisha Rachmayani 41182170130002
    Astuti Pujilestari 41182170130025
    Cici Pratama 41182170130015
    Melida janetri 41182170130036
    Ririn Ekasari 41182170130010
    Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk berdasarkan perhitungan tertentu yang di dasarkan pada asumsi komponen yang bekerja di dalamnya yang meliputi kelahiran, kematian dan migrasi. Dalam Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Proyeksi penduduk bermanfaat sebagai basis data dan target penentuan kebijakan untuk pembangunan sektoral.
    Terdapat tiga alasan utama proyeksi penduduk ini penting dilakukan. Pertama adalah dari segi akademis, penyusunan proyeksi penduduk merupakan perdebatan ilmiah terkait asumsi dan model proyeksi yang digunakan. Kedua adalah dari sisi praktis, hasil proyeksi penduduk ini akan memberikan alternatif selain dari proyeksi yang selama ini dibuat oleh BPS. Ketiga adalah dari sisi kebijakan dan perencanaan pembangunan, proyeksi lain selain BPS diperlukan sabagai bagian dari dasar penentuan kebijakan dan perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk pada tahun dasar diperoleh dari publikasi data sensus yang telah dievaluasi. Untuk indikator lainnya, dibutuhkan data periodik sampai tahun 2035 sehingga penentuan asumsi dasar merupakan kunci pokok yang memngaruhi perhitungan berikutnya. Penetuan asumsi akan sangat bergantung dari tren data sebelumnya dan kebijakan yang akan diambil dalam penetuan target pada tahun proyeksi terakhir.
    Berikut ini beberapa asumsi yang dibutuhkan :
    1. Asumsi fertilitas, ditentukan oleh pola yang terjadi pada masa lalu. Untuk indikator fertilitas, digunakan nilai TFR dan ASFR. Proyeksi ASFR per kelompok umur pada periode 2000-2010. Dengan asumsi pertumbuhan konstan, maka nilai ASFR dapat diproyeksikan sampai 2035.
    2. Asumsi mortalitas, indikator untuk mengetahui tingkat mortalitas adalah angka kematian bayi (AKB) dan angka harapan hidup (AHH). Untuk mengetahui keduanya, dapat dengan melihat nilai level tabel pada tabel kematian.
    3. Asumsi migrasi, perpindahan atau migrasi merupakan komponen yang dianggap memiliki peran kecil dalam memengaruhi jumlah dan komposisi penduduk. Namun proyeksi ini tetap memperhitungkan migrasi internasional sebagai salah satu komponen data.
    Hasil proyeksi penduduk Indonesia ini dapat memberikan sumber data lain sebagai pembanding dari proyeksi lain yang telah dibuat oleh BPS. Secara umum jumlah penduduk hasil proyeksi hampir sama, dengan perbedaan kurang dari satu juta di akhir proyeksi apabila dibandingkan dengan hasil proyeksi BPS dan UN. Namun apabila dilihat secara detail, akan tampak perbedaannya, misalnya jika dilihat dari angkatan kerja dan lansia.

    BalasHapus
  3. RISALAH GEOGRAFI PENDUDUK
    Cantika Putri Muharany 41182170130011
    Ria Anggraini 41182170130024
    Siti Kholillah 41182170130020
    Tri Yuli Yanti 41182170130005
    Wulan Harlina Candra 41182170130012
    Sumber data kependudukan , seperti registrasi penduduk masih belum sempurna cara pencatatannya, sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan nasional.Proyeksi penduduk bukan ramalan jumlah penduduk, akan tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada laju pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran(natalitas), kematian(mortalitas), dan perpindahan penduduk (mobilitas).Tujuan nya untuk menentukan kebenaran data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat ini, serta faktor-faktor program pembanguna, yang diharapkan agar dapat tercapai pada masa yang akan datang.Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat proyeksi penduduk Indonesia (2010 2035) dengan data acuan hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010).
    Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan datang.Jadi intinya proyeksi penduduk bukanlah ramalan laju pertumbuhan penduduk akan tetapi datanya berdasarkan acuan survey lapangan dari Badan Pusat Statistik.
    Data penduduk wilayah Indonesia yang meliputi Pulau Jawa,Sumatra,Kalimantan Sulawesi,Maluku,Riau,Nusa Tenggara dan Papua.Dari tahun 2010-2035 terus meningkat tetapi angka kematian di daerah tersebut terus mengalami penurunan sedangkan angka kelahiran terus meningkat.Migrasi penduduk pada masing-masing provinsi dapat mengalami peningkatan dan penurunan dalam kurun waktu tertentu.Urbanisasi di Indonesia terus mengalami peningkatan dari 0,1726-0,2098 sedangkan migrasi penduduk di Indonesia setiap tahun mengalami penurunan contohnya Provinsi DKI Jakarta -9,10-(-4,32).
    Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama 25 tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035.Namun, secara perlahan presentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 57,4 persen pada tahun 2010 menjadi 54,7 persen pada tahun 2035 sebaliknya presentase penduduk yang tinggal di pulau-pulau lain seperti Pulau Sumatra naik dari 21,3 persen menjadi 22,4 persen, Kalimanta naik dari 5,8 persen menjadi 6,6 persen pada periode yang sama.Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa,factor arus perpindahan yang mulai menyebar kepulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi dan komposisi penduduk.Ini menunjukkan adanya tingkat pemerataan penduduk yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia dalam menanggulangi masalah kenaikan penduduk di kota-kota besar.


    BalasHapus
  4. RISALAH BUKU PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA
    Oleh :
    Fitriah Ulfa 41182170130013
    Chamelia 41182170130014
    Nida Dianah 41182170130017
    Sarah Asmarani Putri 41182170130018
    Sulistia Dwi Andini 41182170130019
    Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat proyeksi penduduk Indonesia (2010-2035) dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan datang. Tahapan yang dilakukan adalah menghitung proyeksi penduduk Indonesia, kemudian menghitung proyeksi penduduk per provinsi. Selanjutnya melakukan iterasi dengan penduduk Indonesia sebagai patokan sehingga penjumlahan proyeksi penduduk per provinsi hasilnya sama dengan proyeksi penduduk Indonesia.
    Berbagai sumber data digunakan untuk melihat gambaran tentang pola kelahiran, kematian, dan perpindahan di Indonesia. Untuk keperluan proyeksi ini, sumber data yang digunakan adalah SP71, SP80, SP90, SP2000, dan SP2010 , SUPAS85, SUPAS95, dan SUPAS2005, SDKI91, SDKI94SDKI97, SDKI2002/2003, SDKI2007, dan SDKI2012.
    Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035. Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2010-2035 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian. Tingkat penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada tingkat penurunan karena kematian.
    Asumsi tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan perpindahan penduduk adalah kunci perhitungan proyeksi penduduk. Asumsi fertilitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan tingkat fertilitas. Asumsi tingkat mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah terkait dengan tingkat kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR). Pada proyeksi ini, estimasi mortalitas menggunakan pola SDKI yaitu IMR pada tahun 2010 sebesar 30.
    Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pertumbuhan penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. Pada tingkat nasional, tingkat urbanisasi diproyeksikan sudah mencapai 66,6 persen pada tahun 2035. Untuk beberapa provinsi, terutama provinsi di Jawa dan Bali, tingkat urbanisasinya sudah lebih tinggi dari Indonesia secara total.

    BalasHapus
  5. Cucun Cunayantih 41182170130004
    Kiki Fatmala 41182170130006
    Tihtul Wadawiyah 41182170130023
    Rosa Marliana I 41182170130037
    Anis Khairunisa 41182170130035

    Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat proyeksi penduduk Indonesia (2010-2035) dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan datang. Tahapan yang dilakukan adalah menghitung proyeksi penduduk Indonesia, kemudian menghitung proyeksi penduduk per provinsi. Selanjutnya melakukan iterasi dengan penduduk Indonesia sebagai patokan sehingga penjumlahan proyeksi penduduk per provinsi hasilnya sama dengan proyeksi penduduk Indonesia. Hasil proyeksi tersebut dibahas dalam tim teknis yang dibentuk oleh BPS, dan hasil pembahasan tersebut didiskusikan lebih lanjut dalam rapat tim yang terdiri dari para pejabat dari Bappenas, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan, BPS, para akademisi dan instansi-instansi lain yang terkait.
    Berbagai sumber data digunakan untuk melihat gambaran tentang pola kelahiran, kematian, dan perpindahan di Indonesia. Untuk keperluan proyeksi ini, sumber data yang digunakan adalah SP71, SP80, SP90, SP2000, dan SP2010 , SUPAS85, SUPAS95, dan SUPAS2005, SDKI91, SDKI94, SDKI97, SDKI2002/2003, SDKI2007, dan SDKI2012.
    Asumsi fertilitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa lalu dan kebijakan
    pemerintah yang berhubungan dengan tingkat fertilitas. Data yang digunakan untuk memperkirakan tingkat fertilitas adalah data SDKI91, SDKI94, SDKI97, SDKI2002/2003, SDKI2007, dan SDKI2012. Data yang digunakan untuk memperkirakan tingkat mortalitas yaitu data SDKI91, SDKI94, SDKI97, SDKI2002/2003, SDKI2007, dan SDKI2012. Asumsi tingkat mortalitas dibuat berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu dan kebijakan pemerintah terkait dengan tingkat kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR).Komponen ketiga yang juga mempengaruhi besaran penduduk adalah migrasi, ada dua jenis migrasi; pertama, migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk yang melintasi batas negara dan kedua, migrasi internal yaitu perpindahan penduduk yang melintasi batas provinsi, pertama, metode langsung dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia; kedua, metode tidak langsung yaitu reverse survival ratio. Kendala keterbatasan sumber data untuk menghitung migrasi internasional menyebabkan tidak diketahuinya secara pasti berapa besarnya migrasi internasional, rendahnya kualitas data migrasi internasional, tidak diketahuinya secara pasti tentang pola dan arah migrasi internasional, dan sangat dinamisnya perubahan dunia menjadi penentu bagi para pakar untuk menyepakati bahwa migrasi internasional dapat diabaikan dalam pengaruhnya terhadap proyeksi penduduk saat ini
    Pola migrasi provinsi merujuk pada pola migrasi data dasar yaitu pola migrasi risen data SP2010, pola ini memperlihatkan kejadian migrasi tahun 2005-2010 dan dihitung dengan metode Age Specific Net Migration Rate (ASNMR) menurut umur dan jenis kelamin.Perhitungan proyeksi penduduk untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan menggunakan rumus Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu proyeksi penduduk perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara daerah perkotaan dan perdesaan.

    BalasHapus
  6. Nama : Dewinta Sari ( 41182170130038)
    Nurhamidah ( 41182170130008)
    Rizki Kurniasih ( 41182170130007)
    Serlih ( 41182170130039)

    PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA
    Metode Proyeksi
    Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat proyeksi penduduk Indonesia (2010-2035) dengan dasar hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010). Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun yang akan datang.
    Sumber Data
    Berbagai sumber data digunakan untuk melihat gambaran tentang pola kelahiran, kematian, dan perpindahan di Indonesia. Untuk keperluan proyeksi ini, sumber data yang digunakan adalah SP71, SP80, SP90, SP2000, dan SP2010 , SUPAS85, SUPAS95, dan SUPAS2005, SDKI91, SDKI94, SDKI97, SDKI2002/2003, SDKI2007, dan SDKI2012.
    Evaluasi Data Dasar
    Evaluasi Data Umur dan Jenis Kelamin
    Data yang diperoleh dari hasil sensus dan survei biasanya masih mengandung kesalahan, walaupun telah diusahakan agar kesalahan tersebut tidak terjadi atau sekecil mungkin. Kesalahan yang paling sering ditemukan adalah kurang tepatnya pelaporan umur atau tidak melaporkan umur dengan benar.
    Perapihan Umur
    Perapihan umur perlu dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil kesalahan yang ada dalam data. Jika perapihan umur tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan itu akan terbawa ke dalam perhitungan proyeksi.
    Penentuan Asumsi
    Asumsi tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan perpindahan penduduk adalah kunci perhitungan proyeksi penduduk..
    Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 disusun dengan asumsi sebagai berikut:
    Asumsi Fertilitas
    Asumsi Mortalitas
    Asumsi Migrasi
    Migrasi Internasional
    Kendala keterbatasan sumber data untuk menghitung migrasi internasional menyebabkan tidak diketahuinya secara pasti berapa besarnya migrasi internasional.
    Migrasi Antar Provinsi
    Pola migrasi provinsi merujuk pada pola migrasi data dasar yaitu pola migrasi risen data SP2010, pola ini memperlihatkan kejadian migrasi tahun 2005-2010 dan dihitung dengan metode Age Specific Net Migration Rate (ASNMR) menurut umur dan jenis kelamin.
    Urbanisasi
    Perhitungan proyeksi penduduk untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan menggunakan rumus Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu proyeksi penduduk perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara daerah perkotaan dan perdesaan.
    URGD Tinggi
    URGD Sedang
    URGD Rendah
    Perbedaan Laju Pertumbuhan Penduduk Daerah Perkotaan dan Perdesaan (URGD) per Provinsi, 2010-2035 mengalami ketidak seimbangan, 5tahun pertama dengan jumlah rata rata 0,1726, 5 tahun ke-2 jumlah rata rata 0,1812, tahun ke 3 dan ke 4 yaitu 0,1998 dan 0,2098.
    HASIL PERHITUNGAN
    Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
    Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035.
    Susunan Umur Penduduk
    Net Reproduction Rate (NRR)
    NRR merupakan salah satu hasil (output) proyeksi penduduk yang sering diinterpretasikan sebagai banyaknya anak perempuan yang dilahirkan oleh setiap perempuan dalam masa reproduksinya.
    Angka Harapan Hidup
    Rata-rata Angka Harapan Hidup pada saat lahir (e0) adalah hasil perhitungan proyeksi yang sering dipakai sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat.
    Urbanisasi
    Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu pertumbuhan penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan.
    Proyeksi Kilas Balik (Backcasting)
    Proyeksi kilas balik dihitung dengan menggunakan jumlah penduduk hasil SP2010 dan jumlah penduduk hasil SP2000.

    BalasHapus